Blogger templates

FILSAFAT ILMU

BAB  I  Pendahuluan.
Landasan dan azas pendidikan.
A.Landasan Pendidikan
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis selalu berangkat dari berbagai landasan,seperti landasan sosiologis,filosofis,psikologis,kultural,ilmiah,dan tehnologi.Sedangkan asasnya adalah Tut wuri Handayani,belajar sepanjang hayat dan kemandirian dalam belajar.
Landasan sosiologis pendidikan adalah merupakan landasan atau dasar yang dilihat dari sosiologis masyarakat yang berkenan dengan perkembangan, kebutuhan  ,dan karakteristik masyarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial didalam sistem pendidikan.Ruang lingkup yang dipelajari dalam sosiologi pendidikan ,yaitu :
1.Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2.Hubungan kemanusiaan
3.Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4.Sekolah dalam komunitas yang mempelajari pola interaksi antara sekolah    dengan kelompok sosial lain dalam komunitasnya.
Landasan Filosofis pendidikan merupakan dasar dari pandangan-pandangan filsafat pendidikan yang menyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai,hakekat pengetahuan ,dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan.
Ada beberapa aliran fisafat yang kita kenal hingga saat ini,yaitu :
1.Esensialisme,yaitu pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik atau     bahan ajar esensial.
2.Prenialisme yaitu aliran pendidikan yang mengutamakan bahan ajaran     konstan(prenial) seperti kebenaran,keindahan,dan cinta kepada kebaikan     yang universal.
3.Pragmatisme dan Progresifme yaitu aliran filsafat yang memandang segala     sesuatu dari nilai kegunaan praktis,dibidang pendidikan .
4.Rekonstruksionisme yaitu filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah     sebagai pelopor perubahan masyarakat.
1
Landasan psikologis yaitu merupakan suatu landasan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak,utamanya berkaitan dengan aspek kejiwaan .Oleh karena itu hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Landasan kultural yaitu suatu pandangan yang melihat hubungan kebudayaan dengan pendidikan dimana kebudayaan dapat dilestarikan /dikembangkan melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun nonformal.Masyarakat berusaha melakukan perubahan sesuai dengan kemajuan zaman,sehingga terbentuklah pola tingkahlaku,nilai-nilai dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat.Usaha-usaha ini disebut tranformasi kebudayaan.Lembaga yang lazim digunakan sebagai alat transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan ,utamanya sekolah dan keluarga.Pelestarian kebudayaan melalui pendidikan merupakan wujud kebinekatunggalikaan masyarakat dan bangsa indonesia serta memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa indonesia.
Landasan ilmiah dan tekhnologi pendidikan merupakan suatu dasar untuk memajukan dunia pendidikan dengan cara mengadopsi perkembangan tehnologi masa kini dari berbagai jenis tehnologi.Bahan ajar di sekolah harus disesuaikan dengan perkembangan iptek yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi,cara memperoleh informasi dan manfaat informasi bagi masyarakat.
Fatamorgana  wordpress.com.
2
B.Azas Pendidikan
Azas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berfikir dalam tahab perancangan maupun aplikasi pendidikan.Di Indonesia terdapat beberapa azas pendidikan ,yaitu azas Tut Wuri Handayani,Belajar Sepanjang Hayat,dan azas Kemandirian Dalam Belajar.
Azas Tut Wuri Handayani merupakan azas yang dikumandangkan oleh K.H.Dewantara yang kemudian dikembangkan oleh Drs.R.M.P.Sostro Kartono dengan menambahkan dua azas lagi yang menjadi suatu kesatuan,yaitu Ing ngarso sung  Tulodo ,Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani
Azas Belajar sepanjang hayat merupakan pandangan lain terhadap pendidikan seumur hidup,dimana implementasinya harus memperhatikan dimensi vertikal dan dimensi horizontal yaitu keterkaitan sekolah dengan pengalaman dan kehidupan masa depan.
Azas kemandirian dalam belajar merupakan suatu usaha untuk menanamkan kemandirian anak dalam belajar.Peran serta guru hanya sebagai fasilitator yang selalu siap membantu anak.
Selanjutnya dalam makalah ini akan dibahas landasan filosofis ilmu,yaitu Ontologi ilmu yang membahas tentang hakikat ilmu,epistemologi yang membahas tentang cara kerja ilmu (metode,kebenaran secara ilmiah ) dan aksiologi yang membahas tentang tujuan ilmu(nilai-nilai).
3
Bab II.
Landasan filosofi Ilmu.
Pancasila sebagai landasan filosofi sistem pendidikan nasional indonesia menjadi dasar atau pijakan bagi seluruh insan pendidikan indonesia.Tenaga pendidik maupun kependidikan dan para anak didik menjadi objek telaahan filsafat pendidikan.Berbicara tentang filsafat pendidikan berarti berbicara pemikiran tentang hakikat manusia sebagai pendidik,hakikat manusia sebagai anak didik dan hakikat manusia sebagai tenaga kependidikan.
Landasan filosofi ilmu akan membahas tentang ontologi,epistemologi,dan aksiologi ilmu.
A.Ontologi Ilmu
Ontologi ilmu berasal dari kata ontologi dan ilmu.Apa arti ontologi ?Apa pula arti ilmu ? Untuk memahami arti kedua kata tersebut mari kita lihat pendapat para ahli berikut ini tentang ontologi dan ilmu.
Menurut Aristoteles ontologi merupakan ilmu mengenai esensi suatu benda.Aristoteles menyebut beberapa istilah yang artinya sama dengan metafisika yaitu :Filsafat pertama(First philosophy),pengetahuan tentang sebab (knowledge of cause ),studi tentang ada sebagai ada (the study of being as being ),study tentang ousia(being),study tentang hal-hal abadi dan tidak dapat digerakkan(the study of the eternal and immovable),dan theology.(Dikutip dari buku Fisafat ilmu,Drs.Rizal Mustansyir M.Hum
4
Menurut Christian Wolf mengklasifikasikan metafisika sebagai berikut:
1.Metafisika umum(ontologi) yang membicarakan tentang     hal ada.
2.Metafisika Khusus ,yaitu
a.Psikologi,yang membicarakan tentang hakikat manusia
b.Kosmologi,yang membicarakan tentang hakikat alam               semesta.
c.Theologi,yang membicarakan tentang hakikat              keberadaan Tuhan.
Menurut Noeng Muhadjir dalam bukunya Filsafat Ilmu mengatakan ,ontologis membahas tentang yang ada  yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu.
Menurut Jujun S.Suriasumantri dalam bukunya Pengantar ilmu dalam perspektif mengatakan ontologi membahas apa yang ingin kita ketahui,seberapa jauh kita ingin tahu,atau dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang ada.
Menurut A.Dardiri dalam bukunya Humaniora Filsafat dan Logika mengatakan ontologi adalah menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda dimana entitas dari kategori-kategori yang logis yang berlainan(objek-objek fisis ,hal universal,abstraksi) dapat dikatakan ada.
Menurut Sidi Gazalba dalam bukunya sistematika filsafat mengatakan ontologi membicarakan sifat dan keadaan terakhir dari kenyataan ,oleh karena itu ontologi disebut ilmu hakikat,hakikat yang bergantung pada pengetahuan .
5
Menurut Amsal Bakhtiar dalam bukunya filsafat agama I mengatakan ontologi berasal dari kata ontos =sesuatu yang berwujud.Jadi ontologi adalah teori/ilmu tentang wujud,tentang hakikat yang ada .Ontologi tidak banyak berdasar pada alam nyata tetapi pada logika semata-mata.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli di atas kita simpulkan bahwa ontologis adalah: ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada ,yang merupakan wujud nyata atau (jasmani), maupun wujud abstrak(rohani).
Beberapa defenisi ilmu menurut para ahli sebagai berikut :
Menurut Moh.Hatta ,ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya maupun menurut kedudukannya tampak dari luar maupun bangunannya dari dalam.
Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag mengatakan ilmu adalah yang empiris,rasional,umum dan sistematik dan semuanya serentak.
Karl Pearson mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensip dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah sederhana.
Ashley Montagu mengatakan ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan,studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
6
Harsojo mengatakan bahwa ilmu adalah:

  • Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan.
  • Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat faktor ruang dan waktu,dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh pancaindra manusia.
  • Suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk “Jika…,maka…
Menurut Afanasyef mengatakan ilmu adalahpengetahuan manusia tentang alam ,masyarakat dan pikiran.
Menurut Bahm bahwa suatu kegiatan itu dapat dikatakan sebagai ilmu jika memenuhi 6 karakteristik berikut yaitu problem(problems),sikap(attitude),metode(method),aktivitas (activity ),pemecahan(solutions),pengaruh (effect).
Berdasarkan pengertian ontologis dan pengertian ilmu yang dikemukakan para ahli di atas maka saya mengambil suatu kesimpulan  bahwa ontologis ilmu adalah suatu kegiatan /usaha terstruktur , sistematis,dan koheren yang dilakukan oleh manusia secara empiris maupun rasional untuk menemukan hakikat keberadaan sesuatu objek yang sedang dikaji.
Ilmu sebagai pengetahuan manusia berfungsi membantu manusia untuk memecahkan masalah praktis sehari-hari.Ilmu tidaklah mutlak seperti agama yang berfungsi menjadi pedoman yang paling hakiki dari kehidupan.
7
Namun demikian ilmu perlu memiliki keabsahan pada tahab tertentu.Ilmu bersifat dinamis dan selalu berkembang seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan masalah yang dihadapi oleh manusia itu sendiri sesuai dengan objeknya.Untuk lebih jelas mari kita lihat objek-objek ilmu  seperti yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini.
1.Jujun S. Suria Sumantri mengatakan objek ilmu itu hanyalah     hal-hal yang empiris saja.Ilmu hanya menjelajahi     pengalaman manusia,sedangkan hal-hal di luar     pengalaman manusia menjadi objek agama.Contohnya hal     ikhwal surga dan neraka,tidak dipelajari dalam ilmu tetapi     dipelajari dalam agama.
2.Menurut The Liang Gie ,objek ilmu itu adalah hal –hal     berikut:
  • Ide-ide Abstrak (ilmu-ilmu mate-matis )
  • Benda fisik (ilmu-ilmu fisik )
  • Jasad hidup (ilmu-ilmu biologis )
  • Gejala rohani (ilmu-ilmu psikologis)
  • Peristiwa sosial (ilmu-ilmu sosial )
  • Proses tanda (ilmu-ilmu linguistik )
  • Gabungan dari teori berbagai objek di atas (ilmu –ilmu interdisipliner )
3.Menurut kaum Agamawan,objek ilmu itu adalah
  • Hal yang dhokir (empirisme )
  • Hal yang bathin (non empirisme/metafisik/ghoib )
8
Berdasar dari pendapat para ahli di atas maka saya menyimpulkan bahwa objek ilmu itu ialah: semua hal yang dapat dialami dan dirasakan oleh manusia dalam kehidupannya yang sifatnya abstrak maupun real demi membantu mengatasi masalah – masalah yang dihadapi oleh manusia itu sendiri.
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan diperlukan berbagai metodelogi,dan metodologi memerlukan asumsi.Asumsi dapat diartikan sebagai gagasan dasar pemikiran para intelektual.Seperti apa yang diungkapkan oleh Suhartono ,bahwa asumsi adalah merupakan latar belakang intelektual suatu jalur pemikiran atau suatu gagasan primitif ,atau gagasan tanpa penumpu yang diperlukan untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian.Sebagai contoh sebuah perusahaan sepatu mengadakan penelitian tentang pemasaran sepatunya.Perusahaan tersebut mengirimkan dua regu peneliti ketempat yang sama.Kedua tim mendapatkan fakta yang sama yaitu tak seorangpun penduduk yang ada disitu memakai sepatu.Berdasarkan fakta ini kedua tim menarik kesimpulan yang berbeda.Regu pertama mengatakan tak ada guna mendirikan pabrik sepatu didaerah tersebut karena tak akan ada yang membelinya,sedangkan regu kedua menyimpulkan hal yang berlawanan dengan kesimpulan regu pertama ,yaitu supaya mereka mendirikan pabrik sepatu di tempat itu karena orang akan berbondong-bondong  untuk membeli sepatu.
Kesimpulan kedua tim berbeda disebabkan asumsi mereka berbeda terhadap budaya orang di tempat tersebut.Regu pertama berasumsi bahwa kebiasaan orang didaerah itu untuk tidak pakai sepatu sulit untuk diubah,sedangkan regu kedua berasumsi bahwa kebiasaan orang tidak pakai sepatu didaerah tersebut bukan tak dapat diubah.
9
Asumsi dalam ilmu terhadap objek empiris ada tiga jenis yaitu
  • Menganggap objek tertentu mempunyai kesamaan
  • Suatu benda tidak mengalami perubahan pada jangka waktu tertentu.
  • Determenisme,yaitu suatu faham yang menganggap suatu kejadian bukanlah kebetulan,tetapi merupakan suatu gejala yang mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap dengan urutan –urutan kejadian yang sama.
Di samping itu menurut Suhartono ada tiga aumsi ilmu,yaitu:
  • Aksioma ,yaitu pernyataan yang disetujui umum tanpa memerlukan pembuktian karen kebenaran sudah membuktikan sendiri
  • Postulat,yaitu pernyataan yang dimintakan persetujuan umum tanpa pembuktian atau fakta yang hendaknya diterima saja sebagaimana adanya.
  • Premise,yaitu pangkal pendapat pada suatu sentimen.
B.Epistomologi ilmu.
Epistemologi berasal dari bahasa yunani yaitu episteme dan logos yang artinya pengetahuan (knowledge ),logos artinya teori.Jadi secara etimologis epistemologis artinya teori pengetahuan.Metode ilmiah merupakan prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.Metode merupakan prosedur untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis.Metodelogi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari metode tersebut dan merupakan bagian dari epistemologi.Metode ilmiah menggabungkan cara berfikir deduktif dan induktif dalam membangun tubuh pengetahuannya.
10
Istilah-istilah lain yang setara dengan epistemologi yaitu:
1.Kriteriologi,tentang ukuran kebenaran pengetahuan
2.Kritik pengetahuan,yaitu pembahasan mengenai pengetahuan     secara kritis.
3.Gnosiology,mengenai pengetahuan yang bersifat ilahi(Gnosis)
4.Logika Material,yaitu pembahasan logis dari segi isinya,sedangkan     logika formal lebih menekankan pada segi bentuknya.
Menurut Bahm ada delapan hal penting yang berfungsi membentuk pikiran manusiayaitu :
1.Mengamati (observes),pikiran berperan mengamati objek
2.Menyelidiki (inquires ),ketertarikan pada objek
3.Percaya (believes),sikap menerima sesuatu sebagai pengertian     setelah keraguan.
4.Hasrat (desires),yang mencakup kondisi biologis dan psikologis.
5.Maksud(intends),perubahan kehendak dari intensitas minimal ke     maksimal.
6.Mengatur(organizes),pikiran mengatur melalui kesadaran yang     sudah menjadi.
7.Menyesuaikan(adapts),menyesuaikan pikiran-pikiran sekaligus     melakukan pembatasan yang dibebankan pada pikiran.
8.Menikmati (enjoys),pikiran mendatangkan keasyikan.
11
Epistemologi juga terkait dengan jenis-jenis pengetahuan khususnya pengetahuan ilmiah.Pengetahuan ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.Berlaku umum,artinya jawaban atas pertanyaan apakah sesuatu itu     layak atau tidak layak,tergantung pada faktor subjektif.
2.Mempunyai kedudukan mandiri (otonomi ),artinya meskipun     faktor diluar ilmu ikut berpengaruh ,tetapi harus diupayakan agar     tidak menghentikan pengembangan ilmu secara mandiri.
3.Mempunyai dasar pembenaran ,artinya cara kerja ilmiah diarahkan     untuk memperoleh derajat kepastian yang sebesar mungkin.
4.Sistematik,artinya ada sitem dalam susunan pengetahuan dan     dalam cara memperolehnya.
5.Intersubjektif,artinya kepastian pengetahuan ilmiah tidaklah     didasarkan atas intuisi-intuisi serta pemahaman –pemahaman     secara subjektif,melainkan dijamin oleh sistemnya sendiri.
Beberapa teori tentang kebenaran epistemologis
1.Teori Korespondensi (The correspondence Theory of Truth)
Teori ini   berpendapat suatu teori benar apabila berkoresponden dengan     fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju.Kebenaran atau suatu keadaan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud dengan fakta.Dengan demikian kebenaran dapat didefenisikan dengan kesetiaan pada realitas objektif.Teori ini sering diasosiasikan dengan teori-teori empiris pengetahuan.
Teori ini dianut oleh penganut Realisme dan Materialisme.
12
2.Teori Kebenaran Koherensi atau Konsistensi (The consistence Theory of Truth ).
Suatu teori dikatakan benar apabila bila sesuai dengan jaringan komprehensip dari pernyataan –pernyataan yang berhubungan secara logis. Jadi suatu pernyataan dikatakan benar apabila konsisten dengan pernyataan –pernyataan terdahulu yang kita terima dan kita ketahui kebenarannya atau arti yang dikandung koheren dengan pengalaman kita.Kepastian mengenai kebenaran sedikitnya memiliki empat pengertian,dimana satu keyakinan tidak dapat diragukan kebenarannya sehingga disebut pengetahuan,yaitu :1.Pengertian yang bersifat psikologis.  2.Pengertian yang bersifat logis  3.Menyamakan kepastian dengan keyakinan yang tidak dapat dikoreksi,4.Pengertian akan kepastian yang digunakan dalam pembicaraan umum,dimana hal itu diartikan sebagai kepastian yang didasarkan  pada nalar yang tidak dapat diragukan atau dianggap salah.Teori ini dianut oleh pengikut idealisme,seperti F.M Bradley.
3.Teori  Pragmatisme (The Pragmatic Theory of Truht )
Teori ini berpandangan bahwa sebuah teori atau dalil dikatakan benar apabila teori itu bermanfaat atau bersifat fungsional pada kehidupan manusia.Teori,hipotesa,atau ide dianggap benar apabila membawa akibat yang memuaskan,berlaku dalam praktik dan mempunyai nilai praktis.Menurut William James ide-ide yang benar ialah ide-ide yang dapat diserasikan ,kita umumkan berlakunya,kita kuatkan dan kita periksa.Jadi tidak ada kebenaran yang mutlak.
4.Agama sebagai teori kebenaran
Suatu teori dianggap benar apabila teori itu sesuai dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak.
13
5.Teori Kebenaran Konsensus.
Menurut  teori  ini suatu teori dinyatakan benar apbila teori itu berdsarkan paradigma atau perspektif tertentu dan ada komunitas ilmuwan yang mengakui atau mendukung paradigma tersebut.
Masyarakat sains bisa mencapai konsensus yang kokoh karena adanya paradigma.Sebagai konstelasi komitmen kelompok, paradigma merupakan nilai-nilai bersama yang bisa menjadi determinan penting  dari prilaku kelompok meskipun tidak semua anggota kelompok  menerapkannya dengan cara yang sama.
C.Aksiologi ilmu
Aksiologi membahas tentang nilai.Dimana ilmu yang pada hakekatnya bertujuan untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi manusia terkadang justru menambah masalah yang dapat menimbulkan malapetaka bagi manusia itu sendiri.Untu itu maka tanggungjawab seorang ilmuwan haruslah “dipupuk”dan berada pada tempat  yang tepat ,tanggungjawab akademis dan tanggungjawab moral.
Untuk lebih jelas mari kita lihat pengertian aksiologis berikut ini,
1.Aksiologi berasal dari kata axios (yunani) yang artinya nilai dan     logos  artinya teori.Jadi aksiologis adalah teori tentang nilai,  2.Menurut Jujun S Suriasumantri dalam filsafat ilmu sebuah     pengantar populer mengatakan bahwa aksiologi diartikan sebagai     teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang       diperoleh
14
3.Menurut Bramel,aksiologi terbagi dalam tiga bagian yaitu moral     conduct (tindakan moral) ,esthetic expression (ekspresi keindahan)     ,sosio –political life (kehidupan sosial politik )
4.Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan aksiologi disamakan     dengan value and valuation.
Nilai ,digunakan sebagai kata benda abstrak seperti baik,menarik dan bagus.Dalam pengertian yang lebih luas  mencakup sebagai tambahan segala bentuk kewajiban,kebenaran dan kesucian.Lewis mengatakan nilai sebagai alat untuk mencapai tujuan,sebagai nilai instrumental atau menjadi baik atau sesuatu menjadi menarik.Sebagai nilai inherens atau kebaikan seperti estetis dari sebuah karya seni.Sebagai nilai intrinsik atau menjadi baik dalam dirinya sendiri.Sebagai nilai kontributor atau nilai yang merupakan pengalaman yang memberikan kontribusi.
Nilai sebagai kata benda konkrit.Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau nilai-nilai.Maksudnya Nilai dipakai sebagai bahan pertimbangan akan sesuatu yang akan dinilai.
Nilai sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai (memberi nilai ) dan dinilai.
Dari defenisi aksiologi yang dikemukakan di atas maka saya mengambil suatu kesimpulan bahwa dalam aksiologi permasalahan utama adalah nilai.Nilai dalam hal ini merupakan segala sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai yang mengacu pada etika dan estetika.Objek formal etika adalah norma-norma kesusilaan manusia,sedangkan estetika berkaitan dengan nilai pengalaman keindahan yang dimiliki  oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya.

referensi :
lambokpurba.wordpress.com

Jumat, 23 Maret 2012 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang

Me