kebaikan terbesar didunia adalah saling bagi membagi keikhlasan
Blogger templates
-
Slider Title 1
Place Your Description here.... At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas...
-
Slider Title 2
Place Your Description here.... At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas...
-
Slider Title 3
Place Your Description here.... At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas...
ISLAM :Subtansial Syari'ah, Tarekat, Hakikat dan Makrifat
Asslamu alaikum wr wb
Sebuah tela'ah ringan.
Di zaman saat ini seorang muslim terkadang telah dipusingkan atau dikotak-kotak dalam perbedaan antara Syari'at, Tarekat, Hakikat dan Makrifat. Sebenarnya apa itu semua, apakah itu sebuah kajian akademik ataukah sebuah dogma.
Syariat Islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebagian penganut Islam, syariat Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini. Sumber syariat adalah Al-Qur'an, As-Sunnah.
Tarekat (Bahasa Arab: طرق, transliterasi: Tariqah) berarti "jalan" atau "metode", dan mengacu pada aliran kegamaan tasawuf atau sufisme/ mistisme Islam. Di zaman sekarang ini, tarekat merupakan jalan (pengajian) yang mengajak ke jalan Ilahiyah dengan cara suluk (taqarrub) yang biasanya dilakukan oleh salik.
Hakikat (Haqiqat) adalah kata benda yang berarti kebenaran atau yang benar-benar ada. Yng berasal dari kata hak (al-Haq), yang berarti milik (kepunyaan) atau benar (kebenaran). kata Haq, secara khusus oleh orang-orang sufi sering digunakan sebagai istilah untuk Allah, sebagai pokok (sumber) dari segala kebenaran, sedangkan yang berlawanan dengan itu semuanya disebut batil (yang tidak benar)
Makrifat berarti pengetahuan yang hakiki tentang Ilahiyah. Dengan orang menjalankan Syari'at, masuk Tarekat, kemudian ber-Hakikat untuk mendapatkan Makrifatullah sehingga menjadi hamba yang selalu mendekatkan diri setiap detik hanya ke Allah.
Lantas bagaimana jalannya
seharusnya orang yang mengaku ber-Tarekat, ber-Hakikat dan ber-Makrifat harus berada didalam Syari'at.
seharusnya perjalan spritual berasal dari Makrifat yang berarti berpengetahuan meluas dalam memahami Islam baik dalam Al-Qur'an, Hadis, Usul Fiqih, Balaghoh, 'Ard, dan Bahasa. Dengan keluasan makrifat orang akan mendapat Hakikat Ilahiyah yang melahirkan gerakan tarekat dan berujung pada inti Islam yang tidak lain Syari'at.
Perjalan Nabi Muhammad Saw dimulai dari ma’rifat, tarekat, hakikat dan akhirnya sampai pada syariat.
Makrifat adalah bertemu dan mencairnya kebenaran yang hakiki: yang disimbolkan saat Muhammad saw bertemu jibril, hakikat saat dia mencoba untuk merenungkan berbagai perintah untuk iqra, tarekat saat muhammad saw berjuang untuk menegakkan jalannya dan syariat adalah saat muhammad saw mendapat perintah untuk sholat saat isra mikraj yang merupakan puncak pendakian tertinggi yang harus dilaksanakan oleh umat muslim.
Munculnya istilah Tarekat, Hakikat, dan Makrifat dalam akademisi kajian Islam jauh setelah wafatnya Rasulullah Saw sekitar abad 5 Hijriyah. Sekitar zaman Hujjatul Islam Syeh Imam Al-Ghazaly Asy-Syafi'i yang menyendiri dari kajian ilmiyah (falsafah) setelah menulis Tahafut al-Falasifah. Kemuadian Al-Ghazali menjadi Sufi Sejati dengan menulis kitab sufi Ihya Ulumuddin. kemudian dunia Islam Timur Tengah tenggelam dalam sufi. Dan kemajuan Islam hanya di daerah Mongol, Turki, dan Spanyol yang diprakarsai Ibn Rusdi.
Tidak seharusnya seorang muslim sejati mengkotak-kotakan ini Syari'ah, ini Tarekat, ini Hakekat, ini Makrifat, karena yang berkata demikian hanyalah orang yang tidak banyak mengetahui ke-ilmuan Islam secara holistik.
Di zaman saat ini seorang muslim terkadang telah dipusingkan atau dikotak-kotak dalam perbedaan antara Syari'at, Tarekat, Hakikat dan Makrifat. Sebenarnya apa itu semua, apakah itu sebuah kajian akademik ataukah sebuah dogma.
Syariat Islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebagian penganut Islam, syariat Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini. Sumber syariat adalah Al-Qur'an, As-Sunnah.
Tarekat (Bahasa Arab: طرق, transliterasi: Tariqah) berarti "jalan" atau "metode", dan mengacu pada aliran kegamaan tasawuf atau sufisme/ mistisme Islam. Di zaman sekarang ini, tarekat merupakan jalan (pengajian) yang mengajak ke jalan Ilahiyah dengan cara suluk (taqarrub) yang biasanya dilakukan oleh salik.
Hakikat (Haqiqat) adalah kata benda yang berarti kebenaran atau yang benar-benar ada. Yng berasal dari kata hak (al-Haq), yang berarti milik (kepunyaan) atau benar (kebenaran). kata Haq, secara khusus oleh orang-orang sufi sering digunakan sebagai istilah untuk Allah, sebagai pokok (sumber) dari segala kebenaran, sedangkan yang berlawanan dengan itu semuanya disebut batil (yang tidak benar)
Makrifat berarti pengetahuan yang hakiki tentang Ilahiyah. Dengan orang menjalankan Syari'at, masuk Tarekat, kemudian ber-Hakikat untuk mendapatkan Makrifatullah sehingga menjadi hamba yang selalu mendekatkan diri setiap detik hanya ke Allah.
Lantas bagaimana jalannya
seharusnya orang yang mengaku ber-Tarekat, ber-Hakikat dan ber-Makrifat harus berada didalam Syari'at.
seharusnya perjalan spritual berasal dari Makrifat yang berarti berpengetahuan meluas dalam memahami Islam baik dalam Al-Qur'an, Hadis, Usul Fiqih, Balaghoh, 'Ard, dan Bahasa. Dengan keluasan makrifat orang akan mendapat Hakikat Ilahiyah yang melahirkan gerakan tarekat dan berujung pada inti Islam yang tidak lain Syari'at.
Perjalan Nabi Muhammad Saw dimulai dari ma’rifat, tarekat, hakikat dan akhirnya sampai pada syariat.
Makrifat adalah bertemu dan mencairnya kebenaran yang hakiki: yang disimbolkan saat Muhammad saw bertemu jibril, hakikat saat dia mencoba untuk merenungkan berbagai perintah untuk iqra, tarekat saat muhammad saw berjuang untuk menegakkan jalannya dan syariat adalah saat muhammad saw mendapat perintah untuk sholat saat isra mikraj yang merupakan puncak pendakian tertinggi yang harus dilaksanakan oleh umat muslim.
Munculnya istilah Tarekat, Hakikat, dan Makrifat dalam akademisi kajian Islam jauh setelah wafatnya Rasulullah Saw sekitar abad 5 Hijriyah. Sekitar zaman Hujjatul Islam Syeh Imam Al-Ghazaly Asy-Syafi'i yang menyendiri dari kajian ilmiyah (falsafah) setelah menulis Tahafut al-Falasifah. Kemuadian Al-Ghazali menjadi Sufi Sejati dengan menulis kitab sufi Ihya Ulumuddin. kemudian dunia Islam Timur Tengah tenggelam dalam sufi. Dan kemajuan Islam hanya di daerah Mongol, Turki, dan Spanyol yang diprakarsai Ibn Rusdi.
Tidak seharusnya seorang muslim sejati mengkotak-kotakan ini Syari'ah, ini Tarekat, ini Hakekat, ini Makrifat, karena yang berkata demikian hanyalah orang yang tidak banyak mengetahui ke-ilmuan Islam secara holistik.
Sumber : http://kampungkudamai.blogspot.com
KEHEBATAN SURAH AL-IKHLAS
'Au zubillah himinashsyaitan
nirrajim...bismilla
hirrahmannirrahi m'
Tafsirannya:
Aku berlindung dengan Allah daripada syaitan yang direjam,
Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani.
Bacalah ayat ini sebelum anda memulakan apa-apa saja kerja
kerana dengan bacaan ini akan keluarlah iblis dan syaitan yang
berada didalam tubuh kita dan juga di sekeliling kita, mereka
akan berlari keluar umpama cacing kepanasan. Sebelum anda masuk rumah,
bacalah ayat di atas, kemudian bacalah surah Al-Ikhlas iaitu ayat:
Qulhuwallahu Ahad.
Allahussamad.
Lamyalid walam yu-lad.
Walam yakul lahu kufuwan ahad
sebanyak 3 kali.
Masuklah rumah dengan kaki kanan dan dengan membaca Bismillah. Berilah
salam kepada anggota rumah dan sekiranya tiada orang di rumah berilah
salam kerana malaikat rumah akan menyahut.
Amalkanlah bersolat kerana salam pertama (ianya wajib) yang diucapkan
pada akhir solat akan membantu kita menjawab persoalan kubur. Apabila
malaikat memberi salam, seorang yang jarang bersolat akan sukar menjawab
salam tersebut. Tetapi bagi mereka yang kerap bersolat, amalan daripada
salam yang diucap di akhir solat akan menolongnya menjawab salam malaikat
itu.
Diriwayatkan oleh Iman Bukhari sabda Nabi Muhammad s.a.w:
'Barang siapa membaca Qul huwa'llahu ahad 100,000 kali maka sesungguhnya
ia telah menebus dirinya dari Allah, maka menyeru yang menyeru dari pihak
Allah di langit dan di bumi. Kusaksikan bahwa sifulan itu telah menjadi
pemendekaan Allah sesungguhnya ia adalah pemerdekaan dari sisi Allah,
Sesungguhnya ia adalah pemerdekaan dari neraka'. Inilah yang dinamakan
membaca Qulhua'llah ahad.....satu hatam yaitu 100,000 kali dengan
diwiridkan seberapa ribu kesanggupan kita sehari.
Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud:
Barangsiapa membaca surah Al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia
meninggal dunia, maka dia tidak akan membusuk di dalam kuburnya, akan
selamat dia dari kesempitan kuburnya dan para malaikat akan membawanya
dengan sayap mereka melintasi titian siratul mustaqim lalu menuju ke
syurga. (Demikian diterangkan dalam Tadzikaratul Qurthuby).
Rasulullah SAW pernah bertanya sebuah teka-teki kepada umatnya Siapakah
antara kamu yang dapat khatam Qur'an dalam jangkamasa dua-tiga minit?
Tiada seorang dari sahabatnya yang menjawab. Malah Saiyidina Ummar telah
mengatakan bahawa ianya mustahil untuk mengatam Qur'an dalam begitu
cepat.. Kemudiannya Saiyyidina Ali mengangkat tangannya. Saiyidina Ummar
bersuara kepada Saiyidina Ali bahawa Saiyidina Ali (yang sedang kecil
pada waktu itu) tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Lantas Saiyidina
Ali membaca surah Al-Ikhlas tiga kali. Rasulullah SAW menjawab dengan
mengatakan bahawa Saiyidina Ali betul. Membaca surah Al-Ikhlas sekali
ganjarannya sama dengan membaca 10 jus kitab Al-Quran. Lalu dengan
membaca surah Al-Ikhlas sebanyak tiga kali qatamlah Quran kerana ianya
sama dengan membaca 30 jus Al-Quran.
Berkata Ib nu Abbas r.a. bahawa Rasulullah SAW telah bersabda:
Ketika saya (Rasulullah SAW) israk ke langit, maka saya telah melihat
Arasy di atas 360,000 sendi dan jarak jauh antara satu sendi ke satu
sendi ialah 300,000 tahun perjalanan.
Pada tiap-tiap sendi itu terdapat padang sahara sebanyak 12,000 dan
luasnya setiap satu padang sahara itu seluas dari timur hingga ke barat.
Pada setiap padang sahara itu terdapat 80,000 malaikat yang mana
kesemuanya membaca surah Al-Ikhlas.
Setelah mereka selesai membaca surah tersebut maka berkata mereka: Wahai
Tuhan kami, sesungguhnya pahala dari bacaan kami ini kami berikan kepada
orang yang membaca surah Al-Ikhlas baik ianya lelaki mahupun perempuan.
Sabda Rasulullah SAW lagi:
Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, sesungguhnya Qul Huwallahu Ahadu itu
tertulis di sayap malaikat Jibrail a..s, Allahhus Somad itu tertulis di
sayap malaikat Mikail a.s, Lamyalid walam yuulad tertulis pada sayap
malaikat Izrail a.s, Walam yakullahu kufuwan ahadu tertulis pada sayap
malaikat Is rafi l a.s.
Siapa membaca surah Fatihah, al-ikhlas, al-falaq, dan an-annas setiap
satu sebanyak 7 kali selepas solat jumaat, nescaya terpelihara dari
perkara keji dan segala bala hinggalah ke jumaat yang berikiutnya.
Jika dibaca 3 surah ini al-ikhlas, al-falaq and an-nas pagi dan petang
nescaya tidak mengalami apa-apa kesusahan.
hirrahmannirrahi m'
Tafsirannya:
Aku berlindung dengan Allah daripada syaitan yang direjam,
Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani.
Bacalah ayat ini sebelum anda memulakan apa-apa saja kerja
kerana dengan bacaan ini akan keluarlah iblis dan syaitan yang
berada didalam tubuh kita dan juga di sekeliling kita, mereka
akan berlari keluar umpama cacing kepanasan. Sebelum anda masuk rumah,
bacalah ayat di atas, kemudian bacalah surah Al-Ikhlas iaitu ayat:
Qulhuwallahu Ahad.
Allahussamad.
Lamyalid walam yu-lad.
Walam yakul lahu kufuwan ahad
sebanyak 3 kali.
Masuklah rumah dengan kaki kanan dan dengan membaca Bismillah. Berilah
salam kepada anggota rumah dan sekiranya tiada orang di rumah berilah
salam kerana malaikat rumah akan menyahut.
Amalkanlah bersolat kerana salam pertama (ianya wajib) yang diucapkan
pada akhir solat akan membantu kita menjawab persoalan kubur. Apabila
malaikat memberi salam, seorang yang jarang bersolat akan sukar menjawab
salam tersebut. Tetapi bagi mereka yang kerap bersolat, amalan daripada
salam yang diucap di akhir solat akan menolongnya menjawab salam malaikat
itu.
Diriwayatkan oleh Iman Bukhari sabda Nabi Muhammad s.a.w:
'Barang siapa membaca Qul huwa'llahu ahad 100,000 kali maka sesungguhnya
ia telah menebus dirinya dari Allah, maka menyeru yang menyeru dari pihak
Allah di langit dan di bumi. Kusaksikan bahwa sifulan itu telah menjadi
pemendekaan Allah sesungguhnya ia adalah pemerdekaan dari sisi Allah,
Sesungguhnya ia adalah pemerdekaan dari neraka'. Inilah yang dinamakan
membaca Qulhua'llah ahad.....satu hatam yaitu 100,000 kali dengan
diwiridkan seberapa ribu kesanggupan kita sehari.
Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud:
Barangsiapa membaca surah Al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia
meninggal dunia, maka dia tidak akan membusuk di dalam kuburnya, akan
selamat dia dari kesempitan kuburnya dan para malaikat akan membawanya
dengan sayap mereka melintasi titian siratul mustaqim lalu menuju ke
syurga. (Demikian diterangkan dalam Tadzikaratul Qurthuby).
Rasulullah SAW pernah bertanya sebuah teka-teki kepada umatnya Siapakah
antara kamu yang dapat khatam Qur'an dalam jangkamasa dua-tiga minit?
Tiada seorang dari sahabatnya yang menjawab. Malah Saiyidina Ummar telah
mengatakan bahawa ianya mustahil untuk mengatam Qur'an dalam begitu
cepat.. Kemudiannya Saiyyidina Ali mengangkat tangannya. Saiyidina Ummar
bersuara kepada Saiyidina Ali bahawa Saiyidina Ali (yang sedang kecil
pada waktu itu) tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Lantas Saiyidina
Ali membaca surah Al-Ikhlas tiga kali. Rasulullah SAW menjawab dengan
mengatakan bahawa Saiyidina Ali betul. Membaca surah Al-Ikhlas sekali
ganjarannya sama dengan membaca 10 jus kitab Al-Quran. Lalu dengan
membaca surah Al-Ikhlas sebanyak tiga kali qatamlah Quran kerana ianya
sama dengan membaca 30 jus Al-Quran.
Berkata Ib nu Abbas r.a. bahawa Rasulullah SAW telah bersabda:
Ketika saya (Rasulullah SAW) israk ke langit, maka saya telah melihat
Arasy di atas 360,000 sendi dan jarak jauh antara satu sendi ke satu
sendi ialah 300,000 tahun perjalanan.
Pada tiap-tiap sendi itu terdapat padang sahara sebanyak 12,000 dan
luasnya setiap satu padang sahara itu seluas dari timur hingga ke barat.
Pada setiap padang sahara itu terdapat 80,000 malaikat yang mana
kesemuanya membaca surah Al-Ikhlas.
Setelah mereka selesai membaca surah tersebut maka berkata mereka: Wahai
Tuhan kami, sesungguhnya pahala dari bacaan kami ini kami berikan kepada
orang yang membaca surah Al-Ikhlas baik ianya lelaki mahupun perempuan.
Sabda Rasulullah SAW lagi:
Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, sesungguhnya Qul Huwallahu Ahadu itu
tertulis di sayap malaikat Jibrail a..s, Allahhus Somad itu tertulis di
sayap malaikat Mikail a.s, Lamyalid walam yuulad tertulis pada sayap
malaikat Izrail a.s, Walam yakullahu kufuwan ahadu tertulis pada sayap
malaikat Is rafi l a.s.
Siapa membaca surah Fatihah, al-ikhlas, al-falaq, dan an-annas setiap
satu sebanyak 7 kali selepas solat jumaat, nescaya terpelihara dari
perkara keji dan segala bala hinggalah ke jumaat yang berikiutnya.
Jika dibaca 3 surah ini al-ikhlas, al-falaq and an-nas pagi dan petang
nescaya tidak mengalami apa-apa kesusahan.
Referensi : Akademi Makrifat
ISLAM : ILMU MENGENAL ALLAH
KALIMAH TAUHID ‘
LA'ILAHA'ILLALLAH
Kalimah LA'ILAHA'ILLALLAH sebenarnya
ialah kalimah tauhid iaitu kalimah mengESA akan Allah. Hakikat
kalimah ialah menyata akan Allah. Bagaimana hendak menyata akan
Allah? Sedangkan bila diucapkan kalimah itu tidak mengandungi intipatinya
dan kemahuan kalimah itu sendiri, tanpa ada rukun dan syaratnya.
Melafazkan kalimah
itu sah dengan tiga rukun, iaitu pertama lafaz di lidah, kedua tasdik
dihati dan ketiga laku dengan perbuatan.
Lafaz di
lidah, siapa-siapa pun tahu dan dapat melafazkan dengan lidah atau mulut,
kecuali orang-orang bisu. Laku dengan perbuatan, iaitu menunaikan tuntutan
kalimah itu sendiri (insyallah akan diterangkan di bab-bab yang akan datang).
Tasdik
dihati, (disinilah yang akan diperbincangkan dengan panjang lebar, kerana
disinilah matlamat dan hakikatnya kalimah). Apakah yang dimaksudkan
dengan tasdik dihati? Benarkah sebagaimana kefahaman kebanyakan umat Islam
kini, yang dimaksudkan tasdik dihati itu menterjemahkan atau mengalih bahasakan
dari bahasa Arab ke bahasa Melayu (Jawi)? Benarkan tasdik itu TIADA TUHAN
YANG DISEMBAH MELAINKAN ALLAH?
Maksud
sebenar tasdik dihati itu ialah membenarkan dihati, yang terkandung didalamnya
nafi dan isbat, bukanlah dengan mengalih bahasakan atau menterjemahkan
bahasa. Sekiranya benar seperti apa yang difahamkan oleh kebanyakan umat
Islam kini, iaitu menterjemahkannya, bagaimana pula bangsa Arab sendiri yang
melafazkan kalimah, dan bagaimana pula mereka hendak mentasdikkan dihati?
Sedangkan kalimah itu bahasa Arab, apa pula yang hendak diterjemahkan oleh
bangsa Arab?
Mithalnya
kita yang berbangsa Melayu, apabila kita sebut "ayam makan padi" apa
pula yang hendak kita terjemahkannya atau hendak di alih bahasakannya?
Sedangkan kita sudah faham dengan perkataan tersebut. Begitulah juga
dengan bangsa Arab yang menyebut " LA'ILAHA'ILLALLAH "
yang sudah pun mereka faham maksudnya, dengan apa pula yang hendak mereka
tasdikkan?.
Rukun
syahadah yang tiga seperti yang tersebut diatas, bukanlah sahaja tertakluk
kepada bangsa Melayu atau selain dari bangsa Arab, malahan rukun yang tiga itu
tertakluk kepada sesiapa sahaja yang mengaku beragama Islam. Tidak
tahulah pula kalau-kalau ada petua yang mengatakan rukun syahadah yang
tiga itu, dua kepada bangsa arab dan tiga kepada selain dari bangsa arab?.
Maksud
sebenar apa yang dikatakan tasdik di hati itu bukanlah alih bahasa, tetapi
membenarkan dihati. Tidak sah kalimah jikalau sekadar alih bahasa.
Kebanyakan orang-orang Islam pada hari ini nafi berhala (tok kong) dan isbat
tuhan (Allah) kerana ekoran dari terjemahan atau alih bahasa tersebut.
Sayugia diingatkan tidak sah kalimah seseorang itu jika beliau nafi berhala (tok
kong), kerana berhala itu tidak ada langsung sifat-sifat ketuhanan dan alangkah
lekehnya jika diperbandingkan berhala untuk dinafikan dengan ZAT Allah swt.
Pada
hakikatnya lafaz dilidah dan laku dengan perbuatan itu sendiri tersimpul
didalam tasdik dihati. Jadi tasdik dihati itu mengambil peranan penting
didalam mengesahkan kalimah tauhid. Salah tasdik, nauuzbillah,
berkecailah kalimah itu, tidak sah kalimah, tidak sah Islam.
Jadi
bagaimana pula kalimah tauhid itu hendak dijadikan kalimah mengESA? Iaitu
dengan mengetahui syarat dan rukun tasdik itu, iaitu NAFI dan ISBAT. Nafi
itu maksudnya menolak dan Isbat itu maksudnya menerima. Apakah yang
kita hendak nafi dan apa pula yang hendak kita isbat? Sebenarnya kita
nafi HAK MAKHLUK dan isbat HAK ALLAH. Kita nafikan apa yang berlaku di
makhluk itu bukan HAK MAKHLUK, dan kita isbatkan barang apa yang berlaku di
makhluk itu HAK ALLAH.
Dalil firman Maksudnya;
"Padahal Allahlah yang
menjadikan/menciptakan kamu dan segala perbuatan kamu “
(Al Shaffat: 96).
Kesimpulan dalil naqli diatas ialah,
Allah menegaskan bahawasanya DIA (Allah) menjadikan kita dan segala apa yang
kita lakukan, yakni segala apa yang tengah dok jadi.
Kesimpulannya,
kita nafikan yang dalam (tengah dok jadi) itu bukan HAK KITA (MAKHLUK) dan kita
isbatkan yang dalam (tengah dok jadi) itu adalah HAK ALLAH. Terutamanya
pada sifat maani yang tujuh, yang dalam proses (tengah dok jadi) di kita itu
bukan HAK KITA (MAKHLUK), tapi HAK ALLAH, yang berlaku itu hanya lalu atau terupa
sahaja dikita, sedangkan pada hakikatnya kita pun tidak ada, hanya tengah dok
jadi.
Itulah
sebabnya jikalau kita perasan atau dakwa yang berlaku di kita itu HAK kita,
wajib kena atas syirik. Bukan setakat meletakkan pada diri kita sahaja,
tapi kena meletakkan nafi dan isbat (kalimah) itu pada tiap-tiap sesuatu,
setiap waktu dan setiap ketika, baharulah sebenar ESA (bukan satu).
Matlamat yang kita nafi dimakhluk dan isbat di makhluk, kerana makhluklah yang
menyata akan Allah (NYATA ALLAH) yang tidak nyata. Dengan itu hakikat
kalimah ialah untuk mengESA akan Allah.
Setelah
TIADA HAK MAKHLUK MELAINKAN HAK ALLAH sentiasa, diamalkan pula TIADA LAIN
MELAINKAN ALLAH, maksud LAIN itu ialah tiada yang lain yang berlaku
dimakhluk itu melainkan ALLAH. Setelah sentiasa amalkan pula TIADA YANG
NYATA MELAINKAN ALLAH, selepas itu TIADA YANG ADA MELAINKAN ALLAH (La maujud
bilhak illallah). Tiada yang ada melainkan ada, yang ada pada mata kasar
ini, ada yang tak sebenar. Yang ada sebenar hanyalah Allah
sahaja. Sebab apa dikatakan yang lain itu ada tidak sebenar? , sebab ada
yang lain itu hanya dalam proses kejadian (tengah dok jadi). Yang ada
sebenar hanyalah Allah (Ujud yang mutlak).
Akhir sekali,
apabila tiada yang lain melainkan Allah, tiada yang nyata melainkan Allah, dan
apabila Allah sudah nyata sentiasa, maka tidak perlulah lagi berkalam.
Sebab itu mengakhiri kalam, tidak berkalam, tapi duduk didalam. Maksud
duduk didalam ialah, tiada pelihat aku, tiada mendengar aku, tiada gerak diam aku
dsbnya melainkan Allah. Maksudnya kita sudahpun duduk didalam kalimah.
Jadi untuk
memahami kedudukan kita ini, kenalah tahu dan faham, itulah yang dikatakan
ilmu, dan ilmu itulah yang memainkan peranan penting, tersalah ilmu yang
dituntut tidak kekal dan tidak bertemulah dengan IKTIKAD yang HAK atau iktikad
yang sebenar.
"Faklam
annahu LA'ILAHA'ILLALLAH" ertinya, ketahuilah
olehmu LA'ILAHA'ILLALLAH. Disuruhnya kita tahu kalimah
itu, hendak tahu pasti dengan ilmu (Ilmu Maarifat), sebab itu didalam
satu petikan hadith berbunyi "Kalau hendak selamat dunia dan akhirat
hendaklah duduk didalam kota". Maksud kota di sini ialah
kalimah LA'ILAHA'ILLALLAH. Dengan itu kenalah kita
meletakkan kalimah pada tiap-tiap sesuatu, tidak bercerai dan tidak bersekutu,
tiada hak makhluk (ini yang ada ini?) HAK ALLAH. Kita nafi hak makhluk
bukan nafi makhluk, kalau kita nafi makhluk, dimana hendak nyata Allah?
Jikalau nafi
makhluk atau berhala (tok pekong) tidak sah. Nafi berhala (tok pekong)
sah pada mualaf yang baharu sahaja, kalau sudah lama Islam tidak sah nafi
berhala. Jikalau nafi berhala juga maka terbatal nafi. Dikiaskan
pada cerita bahtera Nabi Noh, iaitu berpasang-pasang masuk kedalam bahtera itu
dikiaskan kepada nafi dan isbat, supaya tidak tenggelam didalam air, dikiaskan
kepada api neraka. Maksudnya apabila ada nafi dan isbat yang sebenar,
tidaklah tenggelam didalam api neraka.
Jadi hendak
cari Tuhan kena cari dimakhluk, sebab itu kena kenal makhluk
habis-habis. Perumpamaannya; hendak jadi dodol (wajik) kenalah gaul
(kacau) santan, gula dan tepong didalam kuali sehingga jadi dodol
(wajik). Dan apabila hendak cari dodol (wajik), kenalah cari disantan,
gula dan tepong. Tapi bagi orang-orang syariat duduk kuis buang santan, gula
dan tepong, akhirnya tinggallah kuali kosong, dapat kuali panas sahajalah, apa
hasil pun tidak ada.
Dari sebuah
hadis Rasullallah saw, "Lemah pendapat akan mendapat, lalu
mendapat." Maksudnya bagi orang-orang syariat,lemah hendak mencari
Tuhan tidak dapat-dapat, duduk dapat makhluk, lain daripada makhluk itulah
Tuhan, dapat Tuhan tidak tahu dimana?. Apabila tidak tahu dimana, kenalah
atas baharu, baharu jadi Tuhan. Bagi orang-orang hakikat, lemah hendak
mencari hak makhluk tidak dapat-dapat, yang duduk dapat hak Allah. Dapat
dimana?. Meliputi tiap-tiap sesuatu. Kita kenalah meletakkan
kalimah pada tiap-tiap sesuatu, apabila kita pandang tiap-tiap sesuatu itulah
kalimah. Sebab tiap-tiap sesuatu itu bertepi, tepi kena bertempoh dengan
kuasa dan kuasa ada diri kuasa iaitu ZAT. Maka nyatalah kalimah yang
tidak berhuruf dan bersuara dan bukanlah kalimah yang dialih bahasakan, yang
berhuruf dan bersuara. Maka nyatalah kalimah yang tidak berhuruf
dan tidak bersuara, itulah sebenar- benar kalimah. Tujuan dan matlamat
sebenar kalimah ialah untuk menyatakan Allah. Maka nyatalah sungguh Allah
itu.
Sebenarnya
kalimah LA itu ertinya tiada, tiada dimana? Maksudnya tiada yang duduk
berlaku dimakhluk. Yang duduk berlaku di makhluk itu HAK ALLAH bukan HAK
MAKHLUK. TIADA HAK MAKHLUK MELAINKAN HAK ALLAH. LA ertinya tiada tetapi
sebenarnya ada (Tidak ada hak makhluk, yang ada hanya hak Allah). Bila
disebut LA, sudahpun ada Tuhan, bukan seperti sesetengah fahaman
orang-orang syariat, iaitu laillah itu tiada Tuhan, illallah baru ada
Tuhan. LA itu datang dari mana? Adakah LA itu hak makhluk? Tidak
ada, yang ada HAK ALLAH. Tiada yang lain yang duduk berlaku itu, melainkan
Allah. Akhir sekali tiada yang ada melainkan Allah. Jadi barulah
bertepatan yang kalimah itu cukup luas. Tujuh petala langit dan tujuh
petala bumi terkandung didalam kalimah LA'ILAHA'ILLALLAH..
Tiada HAK tujuh petala langit dan tujuh petala bumi, melainkan HAK ALLAH.
Amanah Allah
kepada kita, datang suci kembali suci. Semasa di alam ROH suci, sedikit
pun tidak ada syirik, sebab duduk nyata Allah sentiasa, tetapi setelah datang
ke alam zahir (dunia) ini terdinding, sudah pun syirik, tidak suci lagi.
Petikan dari sebuah hadis Rasullallah saw, dari Abu Hurairah, "Apabila
diberi Amanah mereka khianati" (S.M.). Apa dia amanah yang
dimaksudkan? Jawabnya ialah dari suci hendaklah kembali suci.
Mestilah nyata Allah sentiasa pada tiap-tiap sesuatu. Inilah amanah yang
paling berat, yang tidak disanggupi oleh makhluk-makhluk jenis lain, melainkan
manusia.
Agama itu suruh
dan tegah, disuruh mentauhid akan Allah dan ditegah daripada mensyirik akan
Allah. Tidak sempurna agama itu jikalau ada syirik walau sebesar zarah
sekalipun. Kita dikira orang salik (sedang berjalan) belum pun sampai
lagi, sebab itu kadang-kadang kita terlalai dan terlupa. Apabila sampai
baharulah Allah kata, "Pada hari ini aku sempurnakan kamu akan agama
kamu".
Orang-orang
yang tidak beriman menyangka, apabila Allah memberi mereka dengan rezeki yang banyak,
Allah sayang pada mereka, mereka lalai da leka dengan rezeki itu. Pada
hal Allah memberi rezeki itu dengan kemurkaannya . Seperti ibarat didalam
satu kisah Nabi Daud, iaitu kisah monyet salah sangka terhadap Nabi Daud.
Monyet sangka Nabi Daud membaling sekerat tebu padanya itu Nabi Daud suka
padanya, kerana monyet itu tidak susah payah pergi mematahkan tebu-tebu
lain. Monyet tidak tahu sebenarnya Nabi Daud baling tebu padanya sebab
Nabi Daud marah padanya. Jadi monyet itu salah sangka terhadap Nabi
Daud. Begitulah salah sangka orang-orang yang tidak beriman.
mudah-mudahan
bermanfaat insyallah
*perlu
berguru jika ingin mendalami ilmu ini,sekadar rujukan sahaja dan pengenalan
bagi yang tidak pernah mengetahui tentang ilmu mengenal allah ini...
referensi : Akademi Makrifat
-
1, Buat contoh metodologi ekonomi positif & normatif ! JAWAB : Ekonomi positif dan ekonomi normative Dalam menjalankan tugas...
-
A. MERKANTILIS 1. Jean Bodin (1530-1596) Jean Bodin adalah seorang ilmuwan berbangsa Perancis, yang dapat dika...
-
Skala Ekonomis, dalam ilmu mikro ekonomi, merujuk kepada keuntungan biaya yang berhubungan dengan ekspansi usaha. Ada beberapa factor ya...
-
Bidang dalam Filsafat Secara umum, bidang-bidang utama filsafat terbagi menjadi 3 bagian, yaitu metafisika, epistimologi dan aksiologi. Se...
-
Jawaban pertanyaan materi IAD ( ilmu alamiah dasar ) keseluruhan dapat kwand download dibawah ini. Soal : 1. Manusia dib...
Selamat Datang
Me
Blogger news
My Profil
- Unknown
Blog Archive
Popular Posts
-
1, Buat contoh metodologi ekonomi positif & normatif ! JAWAB : Ekonomi positif dan ekonomi normative Dalam menjalankan tugas...
-
A. MERKANTILIS 1. Jean Bodin (1530-1596) Jean Bodin adalah seorang ilmuwan berbangsa Perancis, yang dapat dika...
-
Falsafah ini sudah berumur ribuan tahun, dan saya mengetahuinya saat berada di Jerman Barat, sekitar tahun 80-an. Falsafah ini sudah saya...
-
Definisi Kode jahat/perusak (malicious codes atau disingkat malcodes) didefinisikan sebagai semua macam program, makro atau script yan...
-
Pada zaman dinasti Song saat musim semi, Liu Zhen dari Zhianling dalam perjalanan pulang ke kota Peng,...
-
Kemarin saya sedikit memberikan wawasan mengenai ajaran islam.Nah Sekarang supaya kita tidak hanya mengkaji mengenai islam, saya aka...
-
Klik-->Start->Run->ketik "gpedit.msc"->Ok->muncul jendela "Group Policy"->klik "Administrative T...
-
Bidang dalam Filsafat Secara umum, bidang-bidang utama filsafat terbagi menjadi 3 bagian, yaitu metafisika, epistimologi dan aksiologi. Se...
-
Asslamu alaikum wr wb Sebuah tela'ah ringan. Di zaman saat ini seorang muslim terkadang telah dipusingkan atau dikotak-kotak d...
-
Skala Ekonomis, dalam ilmu mikro ekonomi, merujuk kepada keuntungan biaya yang berhubungan dengan ekspansi usaha. Ada beberapa factor ya...
Diberdayakan oleh Blogger.
Followers
Designed by Premium Wordpress Themes And Blogger Templates
Copyright (c) 2011 VILLAGE EDUCATION.